Cara Menghitung Perkiraan Biaya Membuat Dak Rumah Tingkat

Membuat rumah bertingkat adalah langkah strategis bagi banyak pemilik lahan, terutama di kota-kota besar yang lahan kosongnya semakin terbatas. Salah satu elemen kunci dari rumah bertingkat adalah dak beton, yang menjadi penopang lantai atas dan atap rumah. Dak tidak hanya penting secara struktural, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap biaya pembangunan.

Sebagai arsitek, kami sering mendapat pertanyaan: “Berapa sih kira-kira biaya buat dak rumah tingkat?” Artikel ini hadir sebagai panduan praktis dan edukatif untuk membantu Anda — baik sebagai pemilik rumah maupun calon klien — memahami cara menghitung estimasi biaya pembuatan dak rumah tingkat secara realistis.

 

Apa Itu Dak Beton?

Dak beton adalah struktur lantai atau atap rumah yang terbuat dari campuran beton bertulang. Umumnya digunakan untuk:

  • Lantai atas rumah bertingkat
  • Atap datar yang bisa difungsikan sebagai rooftop
  • Area jemur atau servis di lantai atas
  • Ruang tambahan di masa depan

Jenis dak beton bisa berupa:

  1. Dak Konvensional (Cor di tempat). Dibuat dengan pengecoran langsung di lokasi menggunakan bekisting.
  2. Dak Panel Beton (Pracetak). Menggunakan panel beton yang sudah dibuat di pabrik, lalu dipasang di lapangan.
  3. Dak Keraton. Kombinasi antara beton dan balok keramik berongga ringan.

Artikel ini akan berfokus pada dak konvensional karena paling umum digunakan dalam rumah tinggal.

 

Komponen Utama Biaya Pembuatan Dak

Sebelum masuk ke angka, penting untuk memahami komponen biaya yang menyusun sebuah dak beton:

  1. Material Bangunan
    • Semen
    • Pasir
    • Kerikil/batu split
    • Besi beton (tulangan)
    • Air
    • Plywood dan kayu (untuk bekisting)
  2. Jasa Pekerja
    • Tukang, kuli, kepala tukang
    • Sewa alat (molen, scaffolding)
  3. Biaya Tambahan
    • Transportasi material
    • Alat bantu kerja
    • Potensi waste (sisa material, pemborosan)

 

Langkah-Langkah Menghitung Perkiraan Biaya Dak Beton

  1. Tentukan Luas Dak yang Akan Dibuat

Langkah pertama adalah menghitung total luas dak dalam meter persegi (m²). Misalnya, Anda ingin membuat dak untuk lantai dua rumah berukuran 6 meter x 10 meter:

Luas dak = panjang × lebar = 6 m × 10 m = 60 m²

Luas ini akan digunakan untuk menghitung volume dan kebutuhan material.

  1. Tentukan Ketebalan Dak

Ketebalan dak konvensional biasanya berkisar antara 10 cm sampai 15 cm, tergantung fungsi ruang di atasnya.

  • Untuk ruang servis ringan: 10 cm cukup
  • Untuk ruang dengan aktivitas normal: 12–15 cm lebih aman

Kita ambil contoh ketebalan dak 12 cm = 0,12 meter

 

  1. Hitung Volume Beton

Volume beton = luas × ketebalan= 60 m² × 0,12 m = 7,2 m³

Volume ini menjadi dasar untuk menghitung kebutuhan semen, pasir, kerikil, dan air.

  1. Hitung Kebutuhan Material Beton

Kita akan menggunakan campuran beton K-225 (standar struktural untuk dak rumah) dengan takaran per m³ sebagai berikut:

  • Semen: ± 350 kg/m³ (≈ 7 sak)
  • Pasir: ± 0,5 m³
  • Split: ± 0,8 m³
  • Air: ± 150 liter

Total Kebutuhan untuk 7,2 m³ beton:

  • Semen: 7 sak × 7,2 m³ = 50,4 sak (bulatkan jadi 51 sak)
  • Pasir: 0,5 m³ × 7,2 = 3,6 m³
  • Split: 0,8 m³ × 7,2 = 5,76 m³
  • Air: 150 liter × 7,2 = 1.080 liter (≈ 1,08 m³)
  1. Hitung Kebutuhan Besi Beton

Struktur dak memerlukan tulangan utama dan begel. Untuk estimasi kasar:

  • Besi beton Ø10 dan Ø12: ± 80–120 kg per 10 m²
  • Untuk 60 m² dak → kita ambil rata-rata 100 kg per 10 m²
  • Total besi = 100 kg × 6 = 600 kg

Panjang besi beton 12 m, berat per batang Ø10 ± 6,3 kg → 600 ÷ 6,3 ≈ 95 batang

  1. Estimasi Biaya Material (Harga Pasaran Mei 2025)*

Material

Kebutuhan

Harga per satuan

Total

Semen

51 sak

Rp 75.000

Rp 3.825.000

Pasir

3,6 m³

Rp 350.000

Rp 1.260.000

Split

5,76 m³

Rp 400.000

Rp 2.304.000

Besi beton

600 kg

Rp 15.000/kg

Rp 9.000.000

Kayu bekisting

1,5 m³

Rp 5.000.000/m³

Rp 7.500.000

Air & lain-lain

Estimasi

Rp 500.000

Subtotal Material: ± Rp 24.389.000

*Harga bisa berbeda tergantung lokasi dan toko material

  1. Estimasi Biaya Tukang
  • Upah pekerja sistem borongan dak beton: Rp 150.000 – Rp 200.000 per m²
  • Kita ambil rata-rata Rp 175.000

Total: 60 m² × Rp 175.000 = Rp 10.500.000

Atau, jika memakai sistem harian (tukang + kuli + kepala tukang), bisa lebih mahal atau lebih murah tergantung durasi kerja.

 

  1. Tambahkan Biaya Tak Terduga (5–10%)

Proyek konstruksi hampir selalu memiliki biaya tak terduga, entah karena cuaca, kesalahan kerja, waste material, dll.

Tambahan 10% dari total sementara:

  • Material + upah: Rp 24.389.000 + Rp 10.500.000 = Rp 34.889.000
  • 10% = Rp 3.488.900
  1. Total Estimasi Biaya

Komponen

Estimasi Biaya

Material utama

Rp 24.389.000

Upah kerja

Rp 10.500.000

Biaya tak terduga

Rp 3.488.900

Total Estimasi

Rp 38.377.900

 

Tips Menyiasati Biaya Dak

  1. Gunakan Sistem Pracetak jika Waktu Sempit. Lebih cepat, meskipun materialnya sedikit lebih mahal, tapi hemat tenaga kerja.
  2. Beli Material Secara Grosir. Harga lebih murah dan bisa dikirim sekaligus.
  3. Pertimbangkan Campuran Beton Siap Pakai (Ready Mix)
    Untuk luasan besar, beton ready mix bisa menghemat tenaga dan waktu (walaupun perlu pompa cor tambahan).
  4. Bekisting Sewa vs Beli. Jika proyek kecil, sewa bekisting bisa lebih ekonomis daripada membeli kayu baru.
  5. Pastikan Desain Struktural Sudah Diperhitungkan Engineer. Jangan asal cor! Dak yang under-design bisa retak, bocor, bahkan runtuh.

 

Penutup: Dak Bukan Sekadar Cor-Coran

Membuat dak rumah tingkat bukan hanya soal menuang beton. Ada perhitungan struktural, efisiensi biaya, dan faktor kenyamanan jangka panjang. Dengan memahami cara menghitung perkiraan biaya, calon pemilik rumah bisa merencanakan bujet secara lebih realistis dan terhindar dari overbudget.

Sebagai arsitek, kami selalu menyarankan klien untuk melibatkan tenaga profesional sejak awal. Selain memastikan desain yang estetik dan fungsional, perhitungan teknis seperti dak ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjamin rumah yang aman dan nyaman untuk ditinggali.